Mestinya bulan ini bisa menjadi bulan yang spesial buat dia
ataupun aku, karena di bulan ini umur dia makin bertambah, tapi waktu itu ngga
banyak yang bisa aku lakuin buat dia, malahan terkesan biasa saja untuk aku
yang mengaku sangat mencintainya. Aku masih ngerasa bingung dengan semua yang sudah
aku rencanakan untuk hari ulang tahunnya, yaaah…. apakah ini benar atau salah?.
Jauh – jauh hari sudah aku persiapakan sedikit untuk membuat hari Sweet
Seventen nya menjadi Sweet, mulai dari dengan memesan kue tart dengan ukuran
besar yang dalamnya berwarna biru dilapisi coklat putih dibagian atas kue, lalu
ditimpah dengan cream berwarna biru untuk tulisan “Happy Birthday Feisal”, dan
mencari sebuah barang untuk kado yang aku harap bisa dia sukai, meski barang
itu harus aku dapatkan sendiri dalam waktu yang lama, juga dengan membungkus
kado itu ke tokok langgananku agar terlihat lebih spesial di hari ulang
tahunnya nanti, aku buat bungkus kado dan pitanya berwarna biru juga dan sebuah
kartu ucapan yang juga berwarna biru dengan sedikit ucapan-ucapan yang aku
tulis untuknya dengan pulpen bertinta biru pula. Dan dua lilin berbentuk angka
1 dan 7 yang aku siapkan. Yah semuanya
aku buat untuk menjadi biru dihari itu, karna memang warna biru lah yang
menjadi warna favoritnya.
Tibalah
dimana satu hari sebelum dia ultah, aku harus merasakan debaran jantung yang
kuat saat aku mencoba untuk menghubungi Mamahnya, aku hanya bicara akan
berkunjung ke rumahnya saat dia ulang tahun esok sepulang sekolah, dan pastinya
aku mendapatkan izin itu dengan mudah.
Pukul
00.01 alrm handphone ku pun berbunyi karena memang telah aku setting dari dua
hari sebelumnya, dengan perasaan yang tidak sabar aku mengirimnya pesan
singkat, dengan harapan semoga akulah orang pertama yang mengucapakan “Happy
Sweet Seventen” kepada dia.
Bel
jam pelajaran terakhir pun berbunyi
kencang, mengejutkan aku dari lamunan yang sedang ku buat tentang bagaimana
nanti saat aku memberikan semua yang telah aku siapkan untuk hari ulang tahunnya
ini. Dengan buru-burunya akupun bergegas untuk sampai dirumahnya lebih awal
dari pada dia. Lama sudah aku menunggu kehadirannya di rumah itu, dan tibalah
dia setelah sekian lamanya aku harus menunggu. Dia merasa terkejut dengan
kehadiranku dirumahnya itu, dengan segera diapun langsung bertanya kepada ku,
“Eh ko kamu ada disisini, mau ke
siapa yah?”,
“Hai Fey, Happy Birthday yah,
Happy sweet seventeen juga yah, ini ada kue buat kamu”,
“Iya makasih, wah asik dong ini,
makasih, makasih”.
hm… aku melihat wajahnya tersenyum
tersipu malu, dan aku mencintai senyuman itu!.
Satu
lagupun habis sudah aku nyanyikan dengan sepenuh hati untuknya, dan tibalah
pada saatnya untuk tiup lilin, make a wish itupun tentu tidak dia lupakan, waktu
terasa berhenti, dimana aku ngerasa makin sayang sama dia, tapi sayang aku
tidak tahu apa yang dia harapkan, dan aku hanya ingin dia bahagia. Bahkan untuk
potongan kue yang pertama aku tak menerimanya. Aku merasa dia sedang buru-buru,
kuberikan juga kado yang sudah aku siapkan untuknya, “Makasih yah..” kata yang
tidak aku harapkan, karena sungguh itu bukanlah barang berharga. Ketergesaannya
semakin aku rasakan saat dia menanyakan waktu, yah dengan hati kesal akupun
pamit pulang, biarlah meskipun tak dapat menghabiskan banyak waktu bersamanya
tapi aku sudah merasa senang bisa berbagi kebahagian dengannya di hari ini.
Sore
itu aku bertemu dengan teman-teman ku, mereka mengadu bahwa mereka melihat dia
sedang bersama perempuan lain, dari jauh perempuan itu terlihat menggunakan
seragam biru seperti anak SMP. Aku hanya terdiam saat harus mendengarnya.
Setelah
kejadian itu, aku semakin benar-benar tau apa itu “CINTA”. Tapi kenapa disaat
aku benar-benar mencintai seseorang, bahkan rela berkorban untuknya, yang aku
dapetkan hanya air mata.
APAKAH
CINTA ITU HANYA INDAH DI AWALNYA SAJA?
CINTA itu memang membawa senyuman, tapi meninggalkan air
mata.
Ternyata saat langit berhenti menjadi biru, hatiku ikut
serta menjadi biru seperti merasakan dingin yang tak terhingga, dari situ, aku bener-bener
SAKIT, bahkan aku bener-bener ngga bisa ngerasain apa pun lagi.Air mataku sudah
banyak keluar. tapi birunya langit sore ini menjadi saksi segala kesidahanku atas
dirimu, yah dirimu mantan kekasihku yang masih sangat aku cintai. Dan harus aku
akui semuanya berubah menjadi biru dihari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar