Kamis, 18 Oktober 2012

FEBRUARI 2012



Mestinya bulan ini bisa menjadi bulan yang spesial buat dia ataupun aku, karena di bulan ini umur dia makin bertambah, tapi waktu itu ngga banyak yang bisa aku lakuin buat dia, malahan terkesan biasa saja untuk aku yang mengaku sangat mencintainya. Aku masih ngerasa bingung dengan semua yang sudah aku rencanakan untuk hari ulang tahunnya, yaaah…. apakah ini benar atau salah?. Jauh – jauh hari sudah aku persiapakan sedikit untuk membuat hari Sweet Seventen nya menjadi Sweet, mulai dari dengan memesan kue tart dengan ukuran besar yang dalamnya berwarna biru  dilapisi coklat putih dibagian atas kue, lalu ditimpah dengan cream berwarna biru untuk tulisan “Happy Birthday Feisal”, dan mencari sebuah barang untuk kado yang aku harap bisa dia sukai, meski barang itu harus aku dapatkan sendiri dalam waktu yang lama, juga dengan membungkus kado itu ke tokok langgananku agar terlihat lebih spesial di hari ulang tahunnya nanti, aku buat bungkus kado dan pitanya berwarna biru juga dan sebuah kartu ucapan yang juga berwarna biru dengan sedikit ucapan-ucapan yang aku tulis untuknya dengan pulpen bertinta biru pula. Dan dua lilin berbentuk angka 1 dan 7 yang  aku siapkan. Yah semuanya aku buat untuk menjadi biru dihari itu, karna memang warna biru lah yang menjadi warna favoritnya.
           
            Tibalah dimana satu hari sebelum dia ultah, aku harus merasakan debaran jantung yang kuat saat aku mencoba untuk menghubungi Mamahnya, aku hanya bicara akan berkunjung ke rumahnya saat dia ulang tahun esok sepulang sekolah, dan pastinya aku mendapatkan izin itu dengan mudah.

            Pukul 00.01 alrm handphone ku pun berbunyi karena memang telah aku setting dari dua hari sebelumnya, dengan perasaan yang tidak sabar aku mengirimnya pesan singkat, dengan harapan semoga akulah orang pertama yang mengucapakan “Happy Sweet Seventen” kepada dia.

            Bel jam pelajaran terakhir  pun berbunyi kencang, mengejutkan aku dari lamunan yang sedang ku buat tentang bagaimana nanti saat aku memberikan semua yang telah aku siapkan untuk hari ulang tahunnya ini. Dengan buru-burunya akupun bergegas untuk sampai dirumahnya lebih awal dari pada dia. Lama sudah aku menunggu kehadirannya di rumah itu, dan tibalah dia setelah sekian lamanya aku harus menunggu. Dia merasa terkejut dengan kehadiranku dirumahnya itu, dengan segera diapun langsung bertanya kepada ku,
“Eh ko kamu ada disisini, mau ke siapa yah?”,
“Hai Fey, Happy Birthday yah, Happy sweet seventeen juga yah, ini ada kue buat kamu”,
“Iya makasih, wah asik dong ini, makasih, makasih”.
hm… aku melihat wajahnya tersenyum tersipu malu, dan aku mencintai senyuman itu!.

            Satu lagupun habis sudah aku nyanyikan dengan sepenuh hati untuknya, dan tibalah pada saatnya untuk tiup lilin, make a wish itupun tentu tidak dia lupakan, waktu terasa berhenti, dimana aku ngerasa makin sayang sama dia, tapi sayang aku tidak tahu apa yang dia harapkan, dan aku hanya ingin dia bahagia. Bahkan untuk potongan kue yang pertama aku tak menerimanya. Aku merasa dia sedang buru-buru, kuberikan juga kado yang sudah aku siapkan untuknya, “Makasih yah..” kata yang tidak aku harapkan, karena sungguh itu bukanlah barang berharga. Ketergesaannya semakin aku rasakan saat dia menanyakan waktu, yah dengan hati kesal akupun pamit pulang, biarlah meskipun tak dapat menghabiskan banyak waktu bersamanya tapi aku sudah merasa senang bisa berbagi kebahagian dengannya di hari ini.

            Sore itu aku bertemu dengan teman-teman ku, mereka mengadu bahwa mereka melihat dia sedang bersama perempuan lain, dari jauh perempuan itu terlihat menggunakan seragam biru seperti anak SMP. Aku hanya terdiam saat harus mendengarnya.

            Setelah kejadian itu, aku semakin benar-benar tau apa itu “CINTA”. Tapi kenapa disaat aku benar-benar mencintai seseorang, bahkan rela berkorban untuknya, yang aku dapetkan hanya air mata.

            APAKAH CINTA ITU HANYA INDAH DI AWALNYA SAJA?
           
CINTA itu memang membawa senyuman, tapi meninggalkan air mata.

Ternyata saat langit berhenti menjadi biru, hatiku ikut serta menjadi biru seperti merasakan dingin yang tak terhingga, dari situ, aku bener-bener SAKIT, bahkan aku bener-bener ngga bisa ngerasain apa pun lagi.Air mataku sudah banyak keluar. tapi birunya langit sore ini menjadi saksi segala kesidahanku atas dirimu, yah dirimu mantan kekasihku yang masih sangat aku cintai. Dan harus aku akui semuanya berubah menjadi biru dihari ini.